- Sarah Nabila Ramadhani 2410109008
Menurut saya, film dokumenter ini mengharukan dan berani, menyingkap sisi gelap sejarah Indonesia yang sering diabaikan. Film ini mendokumentasikan proses penggalian kuburan massal di Wonosobo, tempat korban operasi militer 1965 dikuburkan, sambil menampilkan kesaksian dari penyintas serta tokoh yang familiar seperti Pramoedya Ananta Toer dan Gus Dur. Salah satu momen paling epik dalam film ini adalah saat keluarga korban berusaha membawa pulang jasad yang ditemukan untuk dimakamkan dengan layak, tetapi mendapat penolakan dari masyarakat setempat. Kejadian ini memperlihatkan bagaimana stigma yang diwariskan selama puluhan tahun tetap melekat, bahkan mengesampingkan sisi kemanusiaan.
Lebih dari sekadar dokumentasi sejarah, Mass Grave mengingatkan bahwa rekonsiliasi tidak cukup hanya dengan permintaan maaf, tetapi juga menuntut keberanian untuk mengakui kebenaran. Film ini mengajak kita sebagai penonton untuk memahami bagaimana propaganda telah membentuk persepsi masyarakat, bahkan terhadap mereka yang menjadi korban. Dengan pendekatan yang lugas dan penuh empati, Mass Grave bukan hanya merekam peristiwa tragis, tetapi juga menjadi ajakan untuk melihat sejarah secara lebih jernih, tanpa diliputi ketakutan atau prasangka.
- Care Natasha Margareth Maloring | 2410109011
Peristiwa ini menunjukkan bagaimana ideologi dapat digunakan untuk membenarkan kekerasan dan menghilangkan kemanusiaan. Di bawah rezim Orde Baru, tragedi ini dimanfaatkan untuk memperkuat kekuasaan dan menanamkan kebencian terhadap kelompok tertentu. Kuburan massal bukan hanya simbol hilangnya nyawa, tetapi juga cerminan ketidakadilan yang terus berlangsung. Pemahaman tentang kuburan massal ini mencerminkan pentingnya mengingat dan menghargai setiap nyawa yang hilang serta mengupayakan keadilan bagi semua korban pelanggaran hak asasi manusia.
- Fatima Az Zahra muzwar (2410109016)
Menurut saya tayangan dokumenter ini memiliki nilai yang sangat penting dalam mengungkap sejarah yang sering kali dikaburkan atau diabaikan dalam narasi resmi Indonesia. Dengan menyoroti aspek kemanusiaan dari tragedi 1965-66, video ini tidak hanya berbicara soal angka korban, tetapi juga rasa kehilangan, trauma, dan perjuangan keluarga dalam mencari keadilan.
Salah satu hal yang paling kuat dalam video ini adalah bagaimana ia berani menggali kembali peristiwa yang masih menjadi topik sensitif. Fakta bahwa ada kekhawatiran terhadap kemungkinan lokasi penggalian menjadi simbol politik menunjukkan bahwa luka dari masa lalu masih belum sembuh sepenuhnya. Ini menunjukkan betapa sejarah tidak hanya tentang masa lalu, tetapi juga tentang bagaimana ia membentuk identitas dan dinamika politik hari ini.
- clementine audy jonatan 2410109003
Film dokumenter Mass Grave dengan berani mengungkap sisi gelap sejarah Indonesia melalui penggalian kuburan massal korban operasi militer 1965 di Wonosobo, kesaksian para korban yang selamat, dan pandangan tokoh seperti Pramoedya Ananta Toer serta Gus Dur. Film ini menyoroti keberlanjutan stigma yang mengesampingkan kemanusiaan, seperti saat keluarga korban ditolak untuk memakamkan jasad secara layak. Lebih dari sekadar dokumentasi sejarah, film ini menekankan pentingnya keberanian untuk mengakui kebenaran sebagai bagian dari rekonsiliasi, sambil mengajak penonton memahami dampak propaganda yang membentuk persepsi masyarakat, dan mengusulkan cara pandang sejarah yang lebih jernih tanpa prasangka.
Menurut saya, video ini dengan keberanian menyentuh kembali peristiwa sensitif yang masih menjadi bahan perdebatan, menunjukkan bahwa luka lama belum sepenuhnya pulih. Kekhawatiran akan penggalian lokasi yang berpotensi menjadi simbol politik menegaskan bahwa sejarah tidak hanya berkaitan dengan masa lalu, tetapi juga memainkan peran dalam membentuk identitas serta dinamika politik saat ini. Peristiwa tersebut menggambarkan bagaimana ideologi sering kali dijadikan alat untuk melegitimasi kekerasan dan mengabaikan kemanusiaan, seperti yang terjadi di era rezim Orde Baru, di mana tragedi dimanfaatkan untuk memperkokoh kekuasaan sekaligus menyebarkan kebencian terhadap kelompok tertentu. Kuburan massal bukan sekadar tanda hilangnya banyak nyawa, tetapi juga mencerminkan ketidakadilan yang masih berlangsung. Mengingat setiap individu yang telah tiada, menghargai mereka yang menjadi korban, dan mengupayakan keadilan bagi semua korban pelanggaran hak asasi manusia menjadi hal yang sangat penting.
- Muhamad Afnan Muhtaj - 2410109007
Film dokumenter Mass Grave menggambarkan penggalian kuburan massal di Wonosobo, tempat korban operasi militer tahun 1965 dikuburkan, sebagai upaya mengungkap kebenaran sejarah yang sensitif. Film ini menyoroti bagaimana luka masa lalu terus membekas, terlihat dari stigma masyarakat dan penolakan terhadap pemakaman jasad korban. Selain itu, dokumenter ini menunjukkan bagaimana ideologi digunakan untuk membenarkan kekerasan dan memperkuat kekuasaan di bawah rezim Orde Baru, serta dampak propaganda dalam membentuk persepsi masyarakat terhadap korban. Kuburan massal menjadi simbol dari ketidakadilan yang berlangsung, sekaligus seruan untuk mengenang dan menghormati para korban serta memperjuangkan keadilan hak asasi manusia.
Menurut saya, film dokumenter Mass Grave dengan sangat berani mengangkat kembali peristiwa sensitif dalam sejarah Indonesia, khususnya penggalian kuburan massal korban operasi militer 1965. Film ini menunjukkan bahwa luka sejarah tersebut belum sepenuhnya sembuh, tercermin dari stigma masyarakat dan penolakan terhadap upaya pemakaman jasad korban secara layak. Saya merasa bahwa film ini penting karena mengungkap bagaimana kekerasan sering kali dibenarkan melalui ideologi, seperti yang terjadi pada masa rezim Orde Baru, ketika tragedi ini dimanfaatkan untuk memperkuat kekuasaan dan menyebarkan kebencian terhadap kelompok tertentu. Kuburan massal bukan hanya simbol kehilangan nyawa, tetapi juga representasi ketidakadilan yang masih berlangsung. Saya berpendapat bahwa film ini menjadi seruan untuk menghargai setiap nyawa yang hilang, mengenang para korban, serta terus memperjuangkan keadilan dan rekonsiliasi yang sejati bagi mereka yang terpinggirkan oleh sejarah.
Posting Komentar